Kesaksian Luhut Bakal Meringankan atau Memberatkan Novanto?
Agen13 "Meski tidak disetujui semua anggota, MKD DPR memanggil Menko Polhukam
Luhut Pandjaitan dalam kelanjutan kasus papa minta saham. Luhut mengaku
siap buka-bukaan di sidang MKD. Apakah penjelasan Luhut akan mempersulit
posisi Novanto yang diduga melanggar kode etik atau sebaliknya?
Memang
tak semua anggota MKD sepakat dengan pemanggilan Luhut Pandjaitan.
Anggota MKD dari Partai Hanura Sarifuddin Sudding termasuk yang
mempertanyakan urgensi pemanggilan Luhut. Sebab nama Luhut hanya disebut
dalam rekaman percakapan Setya Novanto, Reza Chalid, dan Presdir PT
Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan dia tidak terlibat dalam
pertemuan.
Namun karena MKD sudah memutuskan memanggil Luhut
Pandjaitan tentu saja kelanjutan sidang kasus papa minta saham ini bakal
digelar besok Senin (14/12). Sesuai jadwal Luhut bakal diapanggil pukul
13.00 WIB atau setelah MKD memanggil pengusaha Reza chalid.
Nah,
yang jadi pertanyaan besar adalah apakah kesaksian Luhut ini akan
semakin memperjelas keterlibatan Novanto dalam pencatutan nama Presiden
dan Wapres terkait negosiasi Freeport atau justru sebaliknya? Penjelasan
Luhut soal namanya yang dicatut sebanyak 66 kali dalam rekaman
pembicaraan tersebut memang akan menarik mengingat Luhut menyebut
dirinya bersahabat dengan Setya Novanto dan Reza Chalid. Bagi Luhut tak
ada yang salah dengan pertemanannya itu.
Dalam konferensi pers
Jumat lalu Luhut menampik dirinya ikut-ikutan dalam negosiasi kontrak
Freeport. "Saya enggak pernah meminta saham Freeport. Gini ya
adik-adik semua, kalian itu masih muda. Apakah masuk akal orang berikan
saham (Freeport) 20 persen dengan siapa pun itu? 20 persen itu sama
dengan USD 1,8 miliar, mungkin sekarang USD 1,6 miliar," ujar Luhut di
ruang Bima, kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta,
Jumat (11/12/2015
Dalam konferensi pers itu, Luhut lebih banyak
menjelaskan soal pembahasan kontrak Freeport di kabinet, ketimbang
menanggapi soal kasus papa minta saham. Luhut juga mempersilakan
Kejagung memproses dugaan kasus pemufakatan jahat ini.
Yang
terasa janggal adalah hadirnya tiga orang anggota MKD DPR dari Golkar
yakni Adies Kadir, Ridwan Bae, dan Kahar Muzakir. Ketiganya selama ini
getol membela Novanto di sidang MKD.
Kehadiran mereka di
konferensi pers Luhut pun dipertanyakan oleh sesama anggota MKD DPR.
Ketiga anggota MKD dari Golkar itu memang punya kedekatan emosional
dengan Luhut, maklum Pak Menko Polhukam itu sebelumnya tak lain adalah
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, sebelum akhirnya mundur
karena mendukung Jokowi-JK di Pilpres 2014 silam.
"Ini
menyangkut kewibawaan, majelis kok datang di kegiatan yang berkaitan
dengan kasus. Ya itu tidak proporsional, tidak etis. Mahkamah itu
independen," kata Sudding saat dihubungi melalui sambungan telepon,
Sabtu (12/12/2015).
Dalam jumpa persnya, Luhut memang mengaku mengundang MKD. Tetapi hanya
Wakil Ketua MKD Kahar Muzakir serta dua anggota MKD yaitu Ridwan Bae dan
Adies Kadir yang hadir. Ridwan Bae yang hadir di acara itu mengaku
hanya ingin mendengarkan keterangan Luhut.
"Kami menghadiri
undangan beliau. Kenapa saya mau datang? Saya mau lihat juga apa yang
terjadi versi Pak Luhut," kata Ridwan Bae soal alasan kehadirannya.
Namun
bukankah Luhut diundang ke MKD Senin besok, apakah sebegitu pentingnya
sampai tiga anggota MKD itu harus merasa perlu mencuri start? Hal ini
lagi-lagi mengundang pertanyaan sesama anggota MKD.
"Mahkamah
itu independen, kecuali kalau ada hidden agenda yang sangat kita
sayangkan," sambung Sudding melanjutkan pertanyaannya.
Setelah
konferensi pers berapi-api, semangat buka-bukaan di sidang MKD, apakah
kesaksian Luhut di depan MKD besok akan semakin menyudutkan Novanto atau
sebaliknya? Apakah kedatangan trio anggota MKD dari Golkar itu juga
bakal membuat Luhut lebih soft ke Novanto ataukah sebaliknya? Nantikan
di sidang MKD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar