Gelar Aksi di Depan Rumah Gubernur DKI, Ini Misi Gerakan #LawanAhok
oleh : angeltien
Jakarta, Agen13 - Massa dari #LawanAhok menggelar demonstrasi di depan rumah dinas Gubenur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) siang tadi. Mereka menuntut Ahok memimpin DKI Jakarta dengan mengedepankan rasa kemanusiaan.
Aksi demonstrasi digelar di depan rumah dinas Ahok di Jalan Taman Suropati No 7, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/8/2015) mulai pukul 11.00 WIB. Puluhan polisi dari Polda Metro Jaya dan Satpol PP berjaga-jaga. Ada juga satu kendaraan taktis, satu water cannon, dan 3 truk Satpol PP yang bersiaga di sana.
Aksi demonstrasi berjalan secara tertib. Mereka menyebar di sekeliling rumah Ahok. Ondel-ondel dan barongsai juga sempat unjuk kebolehan di lokasi. Mereka juga mengumpulkan kembali sampah yang berserakan setelah makan siang.
Sejumlah tokoh menggelar orasi di depan rumah dinas Ahok, seperti Ketua Gerakan #LawanAhok Tegar Putuhena, mantan ketua umum PB HMI Saleh Khalid, Ketua Presidium IPW Neta S Pane, tokoh Tanjung Priok Berdarah Erlangga, dan sejumlah akademisi yang tergabung dalam gerakan #LawanAhok.
Acara ini juga dihadiri sejumlah tamu undangan seperti Ketua Umum PBR Burzah Zarnubi, Lius Sungkarisma yang merupakan tokoh masyarkat Tionghoa, dan tokoh muda Golkar Andi Sinulingga, juga sejumlah tokoh lainnya.
Aksi demonstrasi sempat dihentikan sejenak untuk salat Jumat, setelah itu dilanjutkan kembali sampai sekitar pukul 13.00 WIB. Sejumlah tokoh muda aktivis HMI se-Jakarta Raya, aktivis Humanika, aktivis Hajar Ahok, INDEMO, Forum Rakyat, Gemuis Betawi, Ikatan Alumni Jayabaya, BEM AZZAHRA, WARGA OTISTA, dan lainnya juga ikut aksi ini.
Dalam orasinya, Ketua Gerakan #LawanAhok Tegar Putugena sepakat dengan program pemprov DKI melakukan normalisasi kali Ciliwung. Namun mereka mengecam keras cara-cara Ahok yang dinilai kasar kepada para warga yang direlokasi.
"Meminta Ahok memimpin Jakarta dengan cara manusiawi, menjadikan warga kecil bukan sebagai musuh, melainkan membina, mengayomi, dan melindungi mereka sebagai rakyatnya," kata Tegar seperti pernyataan resmi #LawanAhok yang diberikan kepada detikcom.
Mereka juga meminta Ahok tidak menyebut rakyat kecil menjadi penyebab banjir di Jakarta. Mereka meminta Ahok mengevaluasi pengusaha dan pengembang yang memberi sumbangsih atas kemacetan dan banjir di Jakarta.
"Meminta Ahok untuk tegas kepada pengusaha-pengusaha pengembang properti," katanya.
#LawanAhok juga meminta Ahok memimpin dengan damai. Juga mengharapkan tak terjadi lagi bentrok antara aparat dengan warta.
"Tidak ingin ada kekerasan antara warga korban penggusuran dengan aparat, cukup di Kampung Pulo terakhir. Kamu juga meminta Ahok membuat pernyataan maaf secara terbuka kepada masyarakat Jakarta," tegasnya.
"Kawan-kawan, kita akan kembali melakukan aksi ini nanti di depan rumah Ahok yang di Pantai Mutiara. Minggu depan," pungkas Tegar.
Jumat pagi Ahok sudah ditanya tentang rencana demonstrasi #LawanAhok ini. Ahok menanggapinya dengan santai, dia minta aksi demo digelar di depan Balai Kota.
"Hak semua orang demo kan demokrasi. Demo di sini juga sekalian bilang gitu karena saya nggak pulang ke rumah nih. Kalau mau demo teriakin saya di depan (Balai Kota) lebih kosong jalannya," ujar Ahok saat diminta tanggapan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (28/8/2015).
Seusai menggelar aksi demonstrasi Gerakan #LawanAhok sempat mendatangai kantor detikcom menyatakan protes terkait pemberitaan bahwa sampah berserakan di sekitar lokasi. Namun mereka menyatakan telah membersihkan sampah tersebut dengan menunjukkan foto-foto mereka membersihkan sampah.
Para aktivis Gerakan #LawanAhok diterima dengan baik oleh redaksi detikcom. Persoalan ini kemudian terselesaikan dengan baik, mereka pun kemudian membubarkan diri.
Namun Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian yang sempat menemui demonstran meminta supaya demonstran tidak melakukan intimidasi terhadap pers. Tito meminta semua pihak untuk menghormati peran pers dalam berdemokrasi. Sebagai pilar keempat demokrasi, pers tidak boleh diintimidasi.
"Lakukan mekanisme yang ada, ada hak jawab, koreksi, dan sampai ke Dewan Pers. Kalau mau dialog enggak perlu ramai-ramai. Minta beberapa perwakilan orang untuk berdialog. Itu lebih elegan. Kalau banyak akan timbulkan rasa tidak nyaman dengan pers," kata Irjen Tito di kantor detikcom.
Tito menegaskan, adalah tugas kepolisian untuk melindungi pers dari intimidasi atau ancaman. "Kalau sampai menimbulkan rasa takut itu sudah masuk pada ranah pidana, sudah urusan polisi. Tugas polisi melindungi pers. Pers yang bebas dari tekanan," kata mantan Kapolda Papua ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar