Kemhan Harus Clear Soal Anggaran Program Bela Negara
Agen13 " Mulai tahun ini, Kementerian Pertahanan akan merekrut dan melantik
kader-kader bela negara dari seluruh Indonesia. Rencananya 4.500 kader
akan dilantik Presiden Joko Widodo minggu depan.
Kemhan
menargetkan 100 juta kader bela negara dalam 10 tahun ke depan. Pengamat
Pertahanan dan Militer, Susaningtyas Nefo Handayani atau Nuning,
meminta Kemham clear soal anggaran. Jangan sampai anggaran untuk bela
negara mengambil dari anggaran Kemhan untuk pos lainnya.
"Sebenarnya
kan pelatihan bela negara amanat UUD 45, tak ada kaitan dengan
persiapan perang apalagi perang tradisional yang utamakan fisik. Ini
lebih ke arah pembangunan nasionalisme bagi generasi muda," kata Nuning
saat dihubungi, Senin (12/10) malam.
"Hanya saja Kemenhan harus
clear soal anggaran jangan memberatkan negara dan mengambil dari pos
lain dalam renstra dengan pengalihan wilayah kegiatan," lanjutnya.
Menurut
Nuning, di era globalisasi, kualitas ancaman semakin meluas. Komponen
utama pertahanan negara belum mampu melaksanakan fungsi ancaman secara
menyeluruh.
"Ancaman pertahanan keamanan bersifat eksternal
terkait dengan kejahatan internasional, berupa terorisme, imigran gelap,
bahaya narkotika, pencurian kekayaan alam, bajak laut perusakan
lingkungan, agresi maupun pelanggaran wilayah. Pemanfaatan teknologi dan
informasi memungkinkan potensi ancaman semakin menyebar," jelas mantan
anggota DPR itu.
"Komponen utama sistem pertahanan negara belum
mampu melaksanakan fungsi pertahanan secara menyeluruh. Hal ini
disebabkan keterbatasan alat utama sistem senjata, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Atas dasar itu, komponen cadangan (kader bela
negara) menjadi pendukung utama komponen utama," lanjutnya.
Terkait
anggaran, Kemhan masih dalam proses menghitung berapa biaya yang
dibutuhkan. Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan Laksamana
Pertama TNI M Faisal mengajak publik agar sama-sama menghitung anggaran
tersebut.
"Itu kan baru target (100 juta orang). Nanti sama-sama
kita hitung (anggarannya)," kata Faisal, saat dihubungi detikcom, Senin
(12/10/2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar