Mengenal Pesawat Aviastar Twin Otter yang Hilang di Sulsel
Agen13 "Pesawat Aviastar rute Masamba hilang kontak dalam perjalanannya menuju
Makassar pada pukul 13.29 WIB, Jumat (2/10/2015). Pesawat yang
mengangkut 10 orang itu merupakan pesawat perintis jenis Twin Otter
DHC-6.
Dikutip dari berbagai sumber, pesawat keluaran pabrik De Havilland Canada memang sangat terkenal di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Pesawat kecil itu dikenal handal untuk mendarat di bandara-bandara kecil di wilayah pelosok Indonesia.
Angka 6 menunjukkan seri ke-6 dari rumpun pesawat kecil yang dibuat pabrikan, sedangkan nama Twin Otter merujuk pada 2 buah mesin turbopropeler yang dicangkokkan pada sayap yang menggantung di atas badan pesawatnya.
Keunggulan dan kehandalan pesawat jenis DHC6 Twin Otter tampaknya memang sudah tidak diragukan lagi baik untuk penerbangan-penerbangan sipil berjadwal maupun tidak berjadwal, penerbangan umum. Pesawat ini juga handal untuk jalankan misi pemotretan udara, penyelamatan, meteorologi, ambulans udara dan lain-lain. Selain itu, dunia militer juga memakai pesawat ini untuk misi pengintaian dan patroli udara.
Pesawat yang hilang hilang tersebut belum diketahui Twin Otter seri ke berapa. Twin Otter punya 4 seri yaitu DHC6 100, DHC6 200, DHC6 300 dan yang terbaru ialah DHC6 400.
Pesawat DHC6 300 memiliki kapasitas maksimal 20 orang termasuk kru dengan panjang 15,77 meter dan lebar sayap 19,8 meter. Adapun kecepatan pesawat ialah 340 km/jam atau 210 mph dengan jarak penerbangan terjauh 1.690 km dan daya ketinggian 26.700 kaki.
Sedangkan DHC6 400 memiliki dimensi dan kapasitas yang sama. Tapi Twin Otter Seri 400 lebih bertenaga karena memakai mesin PT6A-34/35 dari Pratt & Whitney Canada serta peralatan elektronik dalam pesawat yang lebih maju dan bahan pesawat dari komposit yang lebih ringan.
Dikutip dari berbagai sumber, pesawat keluaran pabrik De Havilland Canada memang sangat terkenal di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Pesawat kecil itu dikenal handal untuk mendarat di bandara-bandara kecil di wilayah pelosok Indonesia.
Angka 6 menunjukkan seri ke-6 dari rumpun pesawat kecil yang dibuat pabrikan, sedangkan nama Twin Otter merujuk pada 2 buah mesin turbopropeler yang dicangkokkan pada sayap yang menggantung di atas badan pesawatnya.
Keunggulan dan kehandalan pesawat jenis DHC6 Twin Otter tampaknya memang sudah tidak diragukan lagi baik untuk penerbangan-penerbangan sipil berjadwal maupun tidak berjadwal, penerbangan umum. Pesawat ini juga handal untuk jalankan misi pemotretan udara, penyelamatan, meteorologi, ambulans udara dan lain-lain. Selain itu, dunia militer juga memakai pesawat ini untuk misi pengintaian dan patroli udara.
Pesawat yang hilang hilang tersebut belum diketahui Twin Otter seri ke berapa. Twin Otter punya 4 seri yaitu DHC6 100, DHC6 200, DHC6 300 dan yang terbaru ialah DHC6 400.
Pesawat DHC6 300 memiliki kapasitas maksimal 20 orang termasuk kru dengan panjang 15,77 meter dan lebar sayap 19,8 meter. Adapun kecepatan pesawat ialah 340 km/jam atau 210 mph dengan jarak penerbangan terjauh 1.690 km dan daya ketinggian 26.700 kaki.
Sedangkan DHC6 400 memiliki dimensi dan kapasitas yang sama. Tapi Twin Otter Seri 400 lebih bertenaga karena memakai mesin PT6A-34/35 dari Pratt & Whitney Canada serta peralatan elektronik dalam pesawat yang lebih maju dan bahan pesawat dari komposit yang lebih ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar