Jumat, 09 Oktober 2015

 

Rupiah Diramal Bisa Kembali ke Rp 13.200 per Dolar AS


Rupiah Diramal Bisa Kembali ke Rp 13.200 per Dolar AS



Agen 13 Tekanan pada dollar Amerika Serikat membawa otpimisme rupiah bisa melanjutkan penguatan pekan depan.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures, menilai, dengan kondisi ekonomi dan politik yang cukup stabil, tren penguatan rupiah akan berlanjut hingga sepekan ke depan.
Otot rupiah menguat setelah berbagai tekanan menimpa dollar AS mulai dari lemahnya data ekonomi dan pernyataan bank sentral Federal Reserves yang mengindikasikan kenaikan bunga tidak dilakukan tahun ini.
“Kejatuhan rupiah selama satu kuartal terakhir kini terhapus dalam sepekan,” ujar Nizar, Jumat (9/10/2015).
Selama sepekan, pasangan USD/IDR melemah 8%.
Rupiah di pasar spot hari ini menguat 3,42% menjadi Rp 13.412 per dollar AS. Menurut kurs Bank Indonesia, penguatan terjadi 2% menjadi Rp 13.521.
Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury PT Bank BNI Tbk, menilai, harga komoditas yang pulih mendorong ekspektasi positif pada kinerja ekspor Indonesia.
Analis percaya tak hanya tekanan pada dollar yang memperkuat otot mata uang Garuda. Penguatan juga terjadi lantaran pasar memberi respon positif pada langkah pemerintah yang jor-joran meluncurkan stimulus lewat tiga paket kebijakan sejak awal September.
Pada paket Kebijakan Ekonomi Tahap III yang diumumkan lusa kemarin (7/10), pemerintah menurunkan harga solar industri, memberi diskon tarif listrik, meringankan harga gas. Di sisi masyarakat, pemerintah memperluas penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Harapan ini mengembalikan kepercayaan investor kepada ekonomi dan kembali masuk ke Indonesia membawa dananya,” papar Trian.
Berkaca pada itu, Trian memperkirakan bukan tidak mungkin penguatan rupiah ini akan membawa mata uang Garuda kembali ke Rp 13.200 per dollar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname