Rabu, 23 September 2015

Tak Jeli, Cari Informasi Kesehatan di Internet Malah Bisa Menyesatkan



Agen13 "Menjadi hal yang lumrah ketika seseorang sakit, lantas 'berkonsultasi' dengan dokter Google. Ya, mencari segala informasi soal gejala yang dialami tubuh melalui berbagai referensi di internet. Namun, jika tak jeli, mencari informasi seperti itu justru bisa menyesatkan lho.

Profesor kedokteran dan ilmu bedah di John Wayne Cancer Institute , Santa Monica, Anton Bilchik mengatakan hal itu memang mudah dilakukan pasien. Untuk itu, ketika pasien berkonsultasi dengannya, Bilchik akan menanyakan apa saja yang sudah diketahui sang pasien dari internet.

Salah satu pasien Bilchik yang menjadi 'korban' dokter Google yakni Debbie Kaufman. Mulanya, ia merasa tidak nyaman dengan perutnya kemudian menjalani tes MRI. Kala itu, dokter belum bisa memastikan apa penyebab ada 3 sampai 4 nodul di hati Kaufman.

"Saat itu saya langsung panik dan mulai mencari beragam informasi di internet. Hingga akhirnya saya mengambil kesimpulan, berdasar info yang saya peroleh, saya kena kanker hati. Saat itu perasaan saya amat hancur. Saya sedih dan hanya bisa menangis," tutur Kaufman kepada CBS News Los Angeles dan dikutip pada Kamis (24/9/2015).

Namun, suatu hari ia pergi ke dokter spesialis untuk memeriksakan kondisinya lebih lanjut. Saat itulah ia bertemu dengan Bilchik. Ternyata, nodul di hati Kaufman adalah tumor jinak yang bisa diangkat empat hari kemudian. Nah, berangkat dari pengalamannya ini, Kaufman menekankan pentingnya untuk tidak mudah percaya dengan informasi di internet.

Bilchik juga mengatakan percaya begitu saja dengan informasi di internet justru bisa memperburuk keadaan pasien. Bukan tak mungkin pasien justru stres dan tertekan hingga kondisi kesehatannya malah memburuk. Namun, bukan berarti pasien tidak boleh mencari informasi di luaran sana.

"Boleh saja pasien mencari informasi. Tapi akan lebih baik jika informasi yang ia dapat dikroscek lagi pada dokter yang bersangkutan. Selain itu, carilah referensi yang memang terpercaya karena di dunia maya, siapapun bisa menulis," kata Bilchik.

Nah, studi yang dilakukan Harvard Medical Systems dan dipublikasikan di journal BMJ pada Juli lalu, menemukan bahwa pasien yang mendiagnosis penyakitnya sendiri dengan mengandalkan informasi di internet, sering melakukan penguluran waktu. Di antaranya mengulur waktu untuk berkonsultasi dengan dokter atau melakukan pemeriksaan medis.

"Padahal seharusnya penyakit si pasien bisa diatasi dengan cepat. Namun, karena info yang tidak tepat tersebut, penanganan pasien bisa terlambat dan itu justru lebih berbahaya bukan," kata ketua peneliti, Ateev Mehrotra, associate professor kebijakan kesehatan di HMS and Beth Israel Deaconess Medical Center.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname