Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia
Karena Stigma, Orang dengan Gangguan Jiwa Sulit Dapat Pertolongan
Agen13 "Stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa ternyata berpengaruh terhadap risiko bunuh diri. Karena stigma, orang dengan gangguan jiwa sulit mencari pertolongan.
dr Albert Maramis, SpKJ, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia mengatakan stigma soal bunuh diri sangat kuat di masyarakat Indonesia. Orang yang melakukan bunuh diri seringkali dicap sebagai orang lemah, kurang beragama dan berdosa.
"Bunuh diri dikatakan perbuatan dosa, nanti nggak boleh dikubur di pemakaman desa, dan sebagainya. Akibatnya orang yang ingin bunuh diri jadi nggak berani bicara soal masalahnya, soal kondisinya," tutur dr Albert, dalam temu media di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/9/2015).
Padahal menurutnya, orang yang ingin melakukan bunuh diri sangat membutuhkan pertolongan. Mereka harus didekati dan tidak boleh dilarang niatnya untuk bunuh diri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa penyebab munculnya keinginan tersebut
dr Albert Maramis, SpKJ, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia mengatakan stigma soal bunuh diri sangat kuat di masyarakat Indonesia. Orang yang melakukan bunuh diri seringkali dicap sebagai orang lemah, kurang beragama dan berdosa.
"Bunuh diri dikatakan perbuatan dosa, nanti nggak boleh dikubur di pemakaman desa, dan sebagainya. Akibatnya orang yang ingin bunuh diri jadi nggak berani bicara soal masalahnya, soal kondisinya," tutur dr Albert, dalam temu media di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/9/2015).
Padahal menurutnya, orang yang ingin melakukan bunuh diri sangat membutuhkan pertolongan. Mereka harus didekati dan tidak boleh dilarang niatnya untuk bunuh diri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa penyebab munculnya keinginan tersebut
Ketika alasan mengapa bunuh diri sudah diketahui, orang akan lebih terbuka. Setelah itu kita bisa mengarahkan agar orang tersebut bisa mendapat pertolongan dari profesional.
"Jadi kebiasaan mencari pertolongan, help seeking behaviour itu harus dikuatkan. Jadi orang mau mencari pertolongan ketika butuh, bukannya dilarang," ungkapnya lagi.
dr Priska Primastuti, Perwakilan WHO untuk Indonesia mengatakan membicarakan seputar keinginan bunuh diri masih tabu di sebagian besar kelompok masyarakat. Orang dengan gangguan jiwa malah dijauhi ketika sebenarnya mereka membutuhkan pertolongan.
"Stigma membuat orang tidak mau mencari pertolongan. Takut keluarga tahu, takut dijauhi masyarakat, sehingga informasi bunuh diri bisa dicegah tidak tersebar," ungkapnya
"Jadi kebiasaan mencari pertolongan, help seeking behaviour itu harus dikuatkan. Jadi orang mau mencari pertolongan ketika butuh, bukannya dilarang," ungkapnya lagi.
dr Priska Primastuti, Perwakilan WHO untuk Indonesia mengatakan membicarakan seputar keinginan bunuh diri masih tabu di sebagian besar kelompok masyarakat. Orang dengan gangguan jiwa malah dijauhi ketika sebenarnya mereka membutuhkan pertolongan.
"Stigma membuat orang tidak mau mencari pertolongan. Takut keluarga tahu, takut dijauhi masyarakat, sehingga informasi bunuh diri bisa dicegah tidak tersebar," ungkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar